Wednesday 28 June 2017

DIY Repair Alternator

The tools/item needed
1. Spanar/ring no 10,12,and 14. if you wish to clean the interior or the alternator, you will need ring no.8
2. Screw driver. Use high quality one
3. Soldering kit
4. New carbon brush

Before you start, disconnect the positive terminal on the battery to avoid short circut. Then disconnect all the wire connected to the alternator. One socket and another one that is covered by red cap (positive terminal) need to use ring no.10 to remove it.
 
1. Alternator bottom bolt
2. Alternator belt
3. Belt tensioner adjuster bolt
4. Positive terminal to battery
To take out the alternator, there is three bolt need to unscrew. First, the tensioner bolt. After that you can remove the alternator belt. Second the tensioner itself that screwed to the engine block, both use ring/spannar no.12. The third bolt located at the bottom of the alternator, use no.14 ring/spannar. To take out the alternator from the engine bay, you need your personnal skills to do it. As for me, I take it out from  below the black aircond hose, loosen any hose/pipe mounting before that to avoid over tension to the hose while the alternator through below it.
 
The three zinc cover screw in yellow circle
Use screw driver to unscrew the three screw behind the alternator to remove the zinc cover. Refer picture above. If you have smaller size of spannar/ring better to use it. I'm not very sure what size it is, but very sure not no.8, maybe no.5/6/7.
After remove the zinc cover, you will find the maroon rubber that cover alternator brush. Unscrew the two screw then you can take out the carbon brush. Refer picture below.
 
In the yellow circle is the carbon brush housing, arrow is a rubber carbon brush housing cover
Remove the exhausted carbon brush solder by using soldering iron and replace it with new one. Make enough hole to insert the carbon brush wire through it. Remember to put the spring first, then the carbon brush. Adjust the carbon brush on same level before you solder it back. If you wish to service or clean the interior, use no.8 spannar to unscrew 4 long screws. I cannot do this because I dont have spannar/ring no.8
 
Removing the exhausted carbon brush
 
Carbon housing with new carbon brush. Cut the remaining wire neatly after soldering done.
Then you can now put all the thing back into its place. When installing back the alternator to its position, screw bolt below the alternator first, second the tensioner mounting and last one the belt tensioner. Use wooden stick or iron rod to push the alternator to tension-up the belt while another hand tighten the tensioner bolt.
 
Left: New carbon brush, Right: Exhausted carbon brush. RM3 only. Can buy it from auto sparepart shop.
Now, you can connect back all the wires and the battery terminal. The radio program preset and digital clock need to set back everytime the the battery terminal disconnected.

Saturday 5 January 2013

PENJELASAN KITAB ULANGAN 18:15-18


ULANGAN 18:15-18 BUKAN TENTANG EDOM, ARAB ATAU NABI BIASA

Ulangan 18:15-18 bukan tentang Edom, Arab atau nabi biasa

Banyak orang gemar mencopot ayat-ayat Alkitab, melepaskannya dari konteks dan lalu menginterpretasikannya secara sembarangan atau lebih tepat kalau dikatakan ‘memelintirnya’ sekedar untuk memenuhi ambisi dan tujuan mereka yang tidak bersih.
Salah satu bagian Alkitab yang sering dipelintir untuk mendapatkan legitmasi kenabian Muhammad di dalam Alkitab adalah Kitab Ulangan, Pasal 18, ayat 15-18, yang tercatat sebagai berikut.
(15) Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. (16)Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, (17) Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; (18) seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.” (Ulangan 18:15-18)
Saya tidak akan menyentuh alasan-alasan konyol yang digunakan mereka untuk memelintir ayat-ayat ini ke arah Muhammad, tetapi memberikan dasar Alkitabiah tentang kemana ayat-ayat ini diarahkan dan siapakah yang dimaksudkannya.  Jika Anda punya hati nurani bersih dan pikiran yang lurus, mari gunakan itu.  Jika tidak, tulisan ini bukan untuk Anda.

Saudara-saudaramu


Bagian Alkitab ini memuat firman AllahIsraelyang Ia sampaikan langsung kepada Musa.  Jika yang dimaksudkan YHWH dengan kata ganti orang “mu” adalah Musa, maka “nabi” itu mungkin datang dari suku Lewi, atau lebih luas dari kedubelas suku Israel yang adalah “saudaramu” = saudara Musa dari keturunan Yakub.
Jika yang dimaksudkan YHWH dengan kata ganti orang “mu” adalah “kalian” atau keduebelas suku Israel, maka “nabi” itu mungkin berasal dari antara keduabelas suku itu (saudara “mu” = saudara kalian seturunan Yakub), atau dari suku Edom (saudara “mu” = saudara kalian dari keturunan Ishak, Esau – kakak Yakub).

Seorang nabi


Adalah suatu kekeliruan jika ungkapan “nabi” di sini lantas membawa kita untuk berpikir tentang yang seperti Elia atau Elisa, Yesaya atau Yeremia, Mikha atau Zakharia.  “Nabi” ini harus “sama seperti aku (Musa)” atau “seperti engkau(Musa) ini”, di dalam banyak hal seperti: a). Mereka adalah “pembebas” umat (Israel dan manusia) dari belenggu penjajahan (Mesir dan dosa-Maut).  b). Mereka pembawa Hukum Allah (Taurat dan Hukum Kasih).  c). Kelahiran mereka membawa kematian bayi di bawah 2 tahun. d). Mereka adalah ‘pembuat’ mujizat, e). Mereka berbicara dengan AllahIsrael dengan berhadapan muka, dll.

Masalahnya adalah bahwa ada tertulis:
“Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel, dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya, dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel.” (Ulangan 34:10-12)
Karena “nabi” itu harus sama dengan Musa di dalam kesamaan seperti yang dicontohkan dengan beberapa butir kesamaan di atas, sementara tidak ada lagi nabi yang sama dengan Musa menurut Ulangan 34:10-12, maka yang tinggal hanya satu pilihan, yaitu bahwa “nabi” ini bukan nabi dalam artian yang umum tetapi harus “lebih dari itu”!   “Yang Dijanjikan” itu harus memenuhi ketentuan di dalam Ulangan 18:15 dan 18, serta Ulangan 34:10-12, dan yang bisa memenuhinya adalah Dia yang “lebih dari sekedar nabi”.
‘Nabi yang dijanjikan’ itu harus mampu melakukan tanda-tanda ajaib dan mijizat seperti yang dipersyaratkan oleh Ulangan 18:15, 18 tetapi di dalam cara yang berbeda dari yang dilakukan Musa, sesuai dengan ketentuan Ulangan 34:10-12.  Dapatkah Anda melihat perbedaannya?  Apakah hal ini membawa Anda kepada sesuatu?  ‘Nabi yang dijanjikan’ akan melakukan mukjizat tidak sebagai seseorang yang menerima otoritas untuk melakukannya, tetapi sebagai seseorang yang memiliki otoritas dan ini adalah satu-satunya alternatif yang kita miliki.

Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb


Siapakah “kamu” yang meminta di gunung Horeb dan apakah isi permintaan yang dilandasi oleh ungkapan: “Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN“ itu?  Apakah benar bahwa “kamu” itu “Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN “ lagi, ataukah ada sesuatu yang lain?  Situasi yang melatar-belakangi permintaan ini tercatat di dalam beberapa bagian Alkitab seperti,
“Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu, yakni hari itu ketika engkau berdiri di hadapan TUHAN, Allahmu, di Horeb, waktu TUHAN berfirman kepadaku: Suruhlah bangsa itu berkumpul kepada-Ku, maka Aku akan memberi mereka mendengar segala perkataan-Ku, sehingga mereka takut kepada-Ku selama mereka hidup di muka bumi dan mengajarkan demikian kepada anak-anak mereka.  Lalu kamu mendekat dan berdiri di kaki gunung itu, sedang gunung itu menyala sampai ke pusar langit dalam gelap gulita, awan dan kegelapan.  Lalu berfirmanlah TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api; suara kata-kata kamu dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara.”(Ulangan 4:9b-12)
“Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh. Mereka berkata kepada Musa: “Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati.”(Keluaran 20:18-19).
“Tetapi sekarang, mengapa kami harus mati? Sebab api yang besar ini akan menghanguskan kami. Apabila kami lebih lama lagi mendengar suara TUHAN, Allah kita, kami akan mati.  Sebab makhluk manakah yang telah mendengar suara dari Allah yang hidup yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti kami dan tetap hidup?  Mendekatlah engkau dan dengarkanlah segala yang difirmankan TUHAN, Allah kita, dan engkaulah yang mengatakan kepada kami segala yang difirmankan kepadamu oleh TUHAN, Allah kita, maka kami akan mendengar dan melakukannya.” (Ulangan 5:25-27)
  • dan tercermin hingga di Perjanjian Baru dengan catatan:

“Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai, kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka, sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini: “Bahkan jika binatangpun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu.”  Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: “Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar.” (Ibrani 12:18-21)

Kesimpulannya, (1). “kamu” yang meminta di Gunung Horeb itu adalah bangsaIsrael, suku-suku dari keduabelas anak Yakub, dan secara sederhana isi permintaan mereka itu adalah (2). “janganlah Allah berbicara *langsung* kepada kami, nanti kami mati!”
(1). Konsekuensi logis dari sini adalah bahwa karena yang meminta adalah keduabelas suku Israel, anak-cucu Yakub, maka ungkapan “saudara-saudaramu” tidak akan terselip keluar dari lingkaran keduabelas suku Israel ke suku Edom, anak-cucu Esau, apalagi sampai ke Arab yang diklaim sebagai anak-cucu Ismael.  AllahIsrael tidak akan melepasakan umat-Nya untuk dipimpin oleh orangEdom atau orang Arab.  AllahIsrael tidak akan memberikan kalajengking kepada umat-Nya yang meminta telur (Lukas 11:12).  Lagipula, AllahIsrael terikat “Perjanjian kekal” dengan Abraham, Ishak dan Yakub (Kejadian 17:19)”   Tidak mungkinEdom dan mustahil Arab!


(2).  Jika kita berusaha mengenal AllahIsrael, maka kita akan sadar bahwa salah satu kesukaan-Nya atau kebiasaan-Nya yang didukung oleh sifat dan kuasa-Nya adalah berada langsung di tengah-tengah umat-Nya – menyatakan kehadiran-Nya dan berbicara langsung dengan mereka, dengan cara yang tidak mematikan mereka, tetapi dengan kedahsyatan yang membuat mereka gemetar ketakutan.  Oleh sebab itu AllahIsraelmemenuhi permintaan keduabelas sukuIsraelini, bukan dengan  menghentikan kegemaran-Nya berhubungan langsung dengan mereka, tetapi dengan “mengubah cara-Nya berhubungan langsung dengan mereka dan bahkan dengan sekaligus membuka jalur hubungan yang sama bagi seluruh umat manusia!”

 “Nabi” itu sama tetapi juga melebihi Musa


 Jika Anda bisa menghubungkan isi “Perjanjian Baru” yang disampaikan Allah Israel melalui nabi Yeremia, dengan perkataan Yesus Kristus tentang ‘melihat Bapa’, maka saya tidak perlu berbicara panjang-lebar lagi tentang “Dia yang dijanjikan itu”.
“Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”(Yeremia 31:34)
“Kata Yesus kepadanya: “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.” (Yohanes 14:9)
Petrus menghubungkan Ulangan 18:15-18 ini dengan Mesias yang dijanjikan kepada umatIsraelsebagai Penebus Dosa dengan berkata:
“Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita.” (Kisah Para Rasul 3:22-23, lihat juga ayat 18-21)
Stefanus juga menghubungkan orangIsraeldengan Yesus Kristus melalui Ulangan 18:15-18 dengan mengatakan:
“Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu.” (Kisah Para Rasul 7:37)
Pernyataan kedua tokoh ini memperkuat pernyataan saya bahwa “Dia Yang Dijanjikan itu tidak mungkin dariEdomdan Mustahil dari Arab!  Dia itu adalah “Mesias” atau “Kristus”.   Tidak mematuhi firman Allah yang diucapkan oleh setiap nabi utusan Allah akan ada konsekuensinya.   Walaupun tentang “Mesias” ini dikatakan bahwa:
“Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.” (Ulangan 18:19)
tetapi penekanan tidak pernah diberikan untuk percaya kepada para nabi, seperti kepada “Sang Mesias” dan keselamatan dan hukuman tidak pernah tergantung kepada nama para nabi seperti pada “Nama Sang Mesias” ini.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)
“Siapa yang percaya [kepada Injil Kristus] dan dibaptis [di dalam nama Yesus] akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.” (Markus 16:16)
“Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.” (Yohanes 3:18)
Seperti yang saya katakan di awal tulisan ini, jika Anda punya hati nurani bersih dan pikiran yang lurus serta bersdia menggunakannya, maka Anda akan sepakat dengan saya bahwa hubungan sebab-akibat dari percaya atau tidak percaya kepada “Mesias” adalah tuntutan berstandar keilahian dan bukan kenabian biasa.  Oleh sebab itu, mengapa AllahIsraelberkata melalui nabi Yesaya tentang “Mesias” yang dijanjikan itu dengan perkataan:
“Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel –yang berarti: Allah menyertai kita” (Yesaya 7:14 dan Matius 1:23)

“Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” (Yesaya 9:5)
Kesimpulan
  • Ulangan 18:15-18 tidak memiliki sangkut paut apapun dengan keturunan Esau, saudara Yakub –Edom, dan dengan keturunan Ismael (jika klaim ini benar), Arab – Muhammad.
  • Ulangan 18:15-18 adalah salah satu dari “Janji Mesianik” Allah Israel, bahwa Sang Mesia itu akan datang dari antara umat-Nya Israel dan untuk umat-Nya – Israel secara jasmani dan Israel secara rohani.
  • Mesias yang dijanjikan itu memiliki beberapa kesamaan kemanusiaan dengan Musa, tetapi memiliki hakekat Ilahi yang menempatkannya jauh di atas Musa dan bahkan di atas semua nabi dan umat manusia (lihat Filipi 2:9 di dalam terang Yesaya 42:8).

Anda percaya atau tidak, kebenaran ini tetap.  Adonai Yeshua HaMaschiakh adalah TUHAN dan Allah, bukan karena orang percaya dan menyebut-Nya demikian, dan Dia akan tetap TUHAN dan Allah, entah ada yang percaya kepada-Nya atau bahkan jika tidak ada yang percaya kepada-Nya.
Sekali lagi, jika Anda punya hati nurani bersih dan pikiran yang lurus, maka Roh Kudus akan menolong Anda untuk mengenal seluruh kebenaran Yesus Kristus (Yohanes 16:3)
  • Terpujilah TUHAN Yesus!

RENUNGAN ATAS TUDUHAN


ABRAHAM DIBENARKAN KARENA IMAN, BUKAN KARENA MELAKUKAN HUKUM TAURAT

Abraham dibenarkan karena Iman, bukan karena melakukan Hukum Taurat



Shalom!
Kita sangat sering dicerca sebagai orang-orang murtad karena tidak menjalankan Hukum Taurat.  Orang-orang Kristen dicap sebagai kelompok yang telah menyimpang dari ajaran Yesus Kristus oleh karena penyesatan Rasul Paulus.  Mereka mengutip Matius 5:17 di mana Tuhan Yesus berkata:
“Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” (Matius 5:17)
lalu menuduh kita sebagai golongan sesat karena tidak bersunat dan makan daging babi  serta tidak melakukan hal-hal lain yang merupakan rincian dari pelaksanaan Hukum Taurat.   Padahal, mata mereka telah dibutakan dan hati mereka telah ditutup oleh nafsu membenarkan diri sehingga mereka hanya mampu melihat bagian pertama dari Matius 5:17 “Aku datang bukan untuk meniadakannya – Hukum Taurat” dan tidak menyadari kebenaran yang tertera di dalam bagian akhir – “melainkan untuk menggenapinya.”
Bagian inilah yang kemudian diperjelas oleh Rasul Paulus di dalam Suratnya kepada Jemaat di Roma:
“Sebab Kristus adalah *kegenapan hukum Taurat,* sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya” (Roma 10:4)
dan *Sang Kegenapan Hukum Taurat* itu sendiri menyederhanakan Hukum Taurat yang rumit itu menjadi satu “Hukum Positif” yang berbunyi:
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (Matius 7:12)
Sebenarnya, jika tidak dikuasai oleh nafsu menghuujat orang demi mencari kebenaran murahan bagi diri sendiri, akal budi mereka akan terbuka untuk berpikir logis, “Jika Yesus Kristus adalah kegenapan Hukum Taurat, lalu dengan otoritas dari mana rasul Paulus dapat menghapuskannya?”  “Seandainyapun rasul Paulus punya otoritas untuk melakukannya, apakah dia memang bisa menghapuskan Yesus Kristus dan karya penebusan-Nya?”  Lagipula, tidak ada satu ayatpun di dalam Perjanjian Baru yang mencatat bahwa rasul Paulus menghapus Hukum Taurat, tetapi pemahaman sepihak yang yang menyesatkan tentang ayat-ayat seperti:
“Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.” (Roma 3:28)
“Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” (1 Korintus 7:19)
Di dalam sejarah Alkitab, hanya ada dua orang yang tercatat sebagai “pelaku Hukum Taurat yang tidak bercacat.”  Ini bukan berarti tidak ada yang lain, tetapi setahu saya, Alkitab hanya mencatat kedua orang ini.
Yang pertama adalah seorang muda yang kaya, yang gagal masuk ke dalam Kerajaan Surga karena “dimiliki” oleh kekayaannya:
“Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu.” Kata orang itu: *”Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.”* Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: “Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”  Ketika orang itu mendengar perkataan itu, ia menjadi amat sedih, sebab ia sangat kaya.” (Lukas 18:20-23)
Yang kedua adalah rasul Paulus sendiri, tetapi yang kemudian menganggapnya sebagai sampah setelah memperoleh Kristus:
“Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:  disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, *tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,* tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, *tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.* Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.  Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,”(Filipi 3:4-8)
Hubungkan kasus orang muda yang kaya (Lukas 18:20-23) dengan “Kegenapan Hukum Taurat” (Matius 7:12 dan Matius 22:37-40) dan kasus rasul Paulus (Filipi 3:4-8) dengan “Penggenapan Hukum Taurat“ (Matius 5:17 dan Roma 10:4), maka Anda akan melihat bahwa pelaku Hukum Taurat yang pertama gagal masuk Kerajaan Surga Karena gagal memperoleh “Kegenapan Hukum Taurat”, sementara pelaku Hukum Taurat kedua melepaskan kebanggaan hampa dari pelaksanaan dari Hukum Taurat untuk mendapatkan “Kegenapannya” di dalam Yesus Kristus!
Anda mungkin akan bertanya, “Jika orang muda yang kaya dan rasul Paulus itu benar-benar adalah pelaku Hukum Taurat yang sempurna, lalu apa lagi yang kurang pada mereka?”  Pertanyaan yang bagus!  Sebuah pertanyaan retorik: “Apakah Anda tidak membunuh sesama manusia karena dilarang Allah atau karena mengasihi Allah dan manusia?”  Saya percaya, orang muda yang kaya dan rasul Paulus memiliki ketaatan dan motifasi yang sama di dalam hal ini.  Tetapi rasul Paulus yang dicelikkan mata hatinya oleh Roh Kudus akhirnya sadar dan menulis:
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”(Efesus 2:8-9)
Sekarang, mari kita kembali ke zaman Abraham untuk melihat bagaimanakah Abraham memperoleh “pembenaran” di hadapan Allah.  Di dalam keadaan lanjut usia dan dengan menghadapi kenyataan bahwa Sara isterinya telah mati haid, Allah berrjanji kepada Abraham untuk memberikannya ahli waris dan bukan hanya satu, tetapi seperti bintang-bintang di langit  banyaknya…..!
“Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.”(Kejadian 15:6)
Rasul Paulus menguraikan hal ini dengan jelas di dalam ayat-ayat berikut:
“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.”  Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.  Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.” (Roma 4:18-22; lihat jugaGalatia 3:6 dan Yakobus 2:22-23)
Perhatikan bahwa yang dimaksud dengan “percaya” atau “iman” di sini bukanlah percaya dan iman yang sering diklaim banyak orang beragama, tetapi seperti yang didefinisikan di dalam Ibrani 11:1, sebagai berikut:
“Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”  
Adadua keyataan lain yang membenarkan pernyataan kebenaran tentang pembenaran Abraham oleh iman dan bukan oleh melakukan Hukum Taurat.
  • Ketika Abraham dibenarkan Allah oleh karena iman (Kejadian 15:6), Hukum Taurat belum ditulis.  Hukum Taurat baru ditulis pada zaman Musa – Keluaran.
  • Ketika Abraham dibenarkan Allah oleh karena iman (Kejadian 15:6), Abraham belum disunat.  Sunat Abraham baru dilakukan di dalam Kejadian 17:24-27.
Lalu bagaimana dengan kita?  Apakah kita wajib melakukan Hukum Taurat?  Sejalan  dengan Matius 5:18, semua umat AllahIsraelwajib melakukan Hukum Taurat.  Sebenarnya, akan celakalah kita karena ada tertulis:
“Karena semua orang, yang hidup dari pekerjaan hukum Taurat, berada di bawah kutuk. Sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat.”  (Galatia 3:10)
sebab sejujurnya, kita tidak mampu mencapai separuhpun dari apa yang dilakukan orang muda kaya yang bodoh dan oleh rasul Paulus.  Tetapi segala puji dan hormat serta kemuliaan bagi Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah menyelamatkan kita dari kutuk Hukum Taurat melalui Yesus Kristus.
“Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!” Yesus Kristus telah membuat ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.” (Galatia 3:13-14)
Untuk seketika, hanya seketika saja di kayu salib, Yesus Kristus harus menanggung kutuk Hukum Taurat menggantikan kita, supaya oleh penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya – kemenangan-Nya atas kutuk Hukum Taurat, Hukum Taurat digenapi di dalam Dia bagi kita semua yang percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat.   Allah Bapa akan memandang kita sebagai pelaku-pelaku Hukum Taurat yang sempurna di dalam Yesus Kristus. Haleluya!
Jika di dalam Dia [Yesus Kristus] berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu,”  maka kita tidak perlu lagi diombang-ambingkan oleh segelintir orang bebal yang akan tetap bermuka tebal untuk memaksakan tetek-bengek Hukum Taurat yang mereka sendiri tidak kenal, kepada kita yang telah memiliki “kesempuranaannya” di dalam Yesus Kristus!
Segala kemuliaan bagi Allah Abraham, Ishak dan Israel!


JESUS BLESS YOU ALL

BAGAI MANA KITA MEMANGGIL


TUAN YESUS ATAU TUHAN YESUS?

Tuan Yesus atau Tuhan Yesus?
  1. damai sejahtera pada anda semua Saudara-saudara yang mengasihi Tuhan Yesus,
  2. Kita sering dicecar dengan hujatan bahwa ‘atribut’ Yesus Kristus seharusnya “Tuan” dan bukan “Tuhan”.  Bahwa kitalah orang-orang yang mendaulat Yesus Kristus dan memaksakan untuk menggunakan atribut “Tuhan” bagi-Nya.
  3. Adapaun dasar argument para penghujat ini adalah kata “kurios” di dalam bahasa Yunani yang berarti “Tuan”!  Di sinipun ketidak-jujuran para penghujat sudah terlihat.  Kata “kurios” itu dapat diterjemahakn sebagai, ‘Tuan’, ‘Tuhan’, ‘Allah’ (Sir, Master, Lord and God)  tergantung kepada siapa kata itu digunakan.
  4. Mari kita perhatikan “shema” (pengakuan iman orang Yahudi) di dalam Kitab Ulangan 6:4 yang berbunyi:


“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!” (Ulangan 6:4)

atau di dalam terjemahan bahasa Inggris (NIV) ditulis :
“Hear, O Israel: The LORD our God, the LORD is one.
“Hear, O Israel: The LORD our God is one LORD”     
“Hear, O Israel:The LORD is our God, the LORD alone

atau di dalam bahasa Ibrani ditulis:
שׁמע ישׂראל יהוה אלהינו יהוה אחד
“Shema Yisrael YaHWeH Elohiym YaHWeH echad”
“Shema Yisrael Adonai  Elohim Adonai echad” 

Kita akan menyinggung kata “echad” yang diterjemahkan sebagai “esa” (unity, unique) di dalam bahasa Indonesia di dalam bahasan tentang Trinitas.  Sekarang kita pusatkan perhatian kita pada persoalan di atas – Tuan atau Tuhan?
Saya bukan pakar bahasa Yunani, tetapi kita bisa juga menyelidiki suatu kata menurut konteks penggunaannya.  Ketika ditanya tentang Hukum Utama di dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus menggunakan “shema” di dalam Ulangan 6:4 dengan mengatakan:
“Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.”” (Markus 12:29)

yang di dalam Alkitab Perjanjian Baru berbahasa Yunani ditulis:
“ho de iEsous apekrithE autO hoti prOtE pasOn tOn entolOn akoueisraElkurios ho theos hEmOn kurios heis estin”
di mana istilah “Tuhan Allah” atau “TUHAN Allah” atau “YaHWeH Elohiym” atau “Adonai Elohim” ditulis sebagai “kurios ho theos”.
Tentu saja logika orang waras akan menolak jika kata “kurios ho theos” ini diterjemahakan sebagai “Sir God” atau “Tuan Allah”, sebab tidak sepadan.  Sebagai seorang Yahudi, saya percaya bahwa yang Tuhan Yesus maksudkan ketika itu (kemungkinan besar di dalam bahasa Aramaik) adalah yang setara dengan “YaHWeH Elohiym” atau “Adonai Elohim”.
Kisah Para Rasul 11:20 mengatakan bahwa:
“Akan tetapi di antara mereka ada beberapa orang Siprus dan orang Kirene yang tiba di Antiokhia dan berkata-kata juga kepada orang-orang Yunani dan memberitakan Injil, bahwa Yesus adalah Tuhan.”

Di dalam Alkitab PB berbahasa Yunani, istilah “Yesus adalah Tuhan” ditulis “ton kurion iEsoun.”  Jika kata “kurios” di sini “kurion” hanya diterjemahkan sebagai “Sir” atau “Tuan”, untuk apa orang-orang ini harus berlelah-lelah untuk memberitakan Injil?  Sebagai “Guru laki-laki” atau yang juga disebut sebagai “nabi”, dengan sendirinya atribut “Sir” dan “Tuan” itu wajar, tanpa harus didukung oleh berita Injil.
Demikian pula dengan Roma 10:9 yang menyatakan:
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.”

Istilah “Yesus adalah Tuhan” dalam bahasa Yunani yang digunakan di sini adalah “sou kurion iEsoun”.   Jika kata “kurion” di sini hanyalah berarti “Sir” atau “Tuan”, maka tidak perlu ada segala pengakuan ‘Ke-tuan-an’ Yesus untuk diselamatkan.
Yang terlihat lebih menyolok adalah apa yang dicatat di dalam Filipi 2:11-12:
“supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,  dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!”

Istilah “Yesus Kristus adalah Tuhan” yang ditulis di dalam PB berbahasa Yunani adalah: “kurios iEsous christos”.   Mengapa Allah dimuliakan jika atribut sebenarnya yang diberikan bagi Putera-Nya hanyalah “Sir” atau “Tuan”?    Mengapa segala lutut di langit dan di bumi harus bertelut dan segala lidah mengaku jika Yesus hanya seorang “tuan”?
Di dalam Matius 7:21 yang menjadi terkenal karena sering dimanipulasi untuk mengatakan bahwa “Yesus bukan Tuhan” itu, Tuhan Yesus berkata:
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”

atau,
“Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?” (Lukas 6:46)

Istilah “bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan!” di dalam Alkitab PB berbahasa Yunani ditulis, “ou pas ho legOn moi kurie kurie”, sementara “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, ditulis, “ti de me kaleite kurie kurie”.   Kita semua tahu arti ayat-ayat ini bukan?  Jika seseorang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, maka dia harus membuktikan kepercayaannya itu dengan menjadikan Yesus sebagai Tuhan atas hidupnya – melakukan apa yang dikatakan-Nya.
Lalu, ketika istilah “apa yang Aku katakan” di dalam Lukas 6:46 menempatkan “perkataan Yesus” sejajar dengan “kehendak Bapa-Ku” di dalam Matius 7:21, “kurie kurie” tidak mungkin diterjemahkan “Sir, Sir” atau “Tuan, Tuan”, sebab kedua atribut ini tidak dapat dpasang kepada ‘pribadi yang setara dengan Allah dan dijadikan persyaratan untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Perkataan seorang “Tuan” tidak pernah bisa sejajar dengan “kehendak Bapa di Sorga”!   Perkataan seorang “Tuan” bukanlah sesuatu yang harus dipatuhi untuk bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga, kecuali “Tuan-nya Sorga,” yaitu “Tuhan!”  Di sini, Yesus Kristus secara tidak langsung menyatakan “Ketuhanan-Nya” di dalam artian “melakukan firman-Nya di dalam hidupan sebagai bukti pengakuan seseorang akan Ketuhanan-Nya”, adalah “ticket masuk” ke dalam Kerajaan Sorga!
Hal yang sama terlihat ketika istilah “genaplah yang difirmankan Tuhan” (Matius 1:22) ditulis “hupo tou kuriou”  dan “malaikat Tuhan” (Matius 1:24) ditulis “aggelos kuriou”.
Demikian pula ketika malaikat memberitakan kelahiran Tuhan Yesus, istilah yang digunakan di dalam Lukas 1:11: “adalah Kristus, Tuhan” ditulis “estin christos kurios” dan kata “kurios” di dalam PB berbahasa Ibrani ditulis “האדון” yang berarti “Lord” dan bukan “Sir”.   Jika “kurios” di sini berarti “Sir” atau “Tuan”, maka malaikat tidak perlu memberitakan atribut-Nya itu.  Tetapi jika atribut “kurios” ini merupakan bagian dari maklumat malaikat tentang kelahiran Yesus Kristus, maka istilah “kurios” haruslah diterjemahkan sebagai  “Lord” atau “Tuhan”!
Salah satu contoh di mana kata “kurios” dapat diterjemahkan sebagai “Tuan” atau “Master” adalah seperti di dalam Matius 6:24:
“Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
 
  • Istilah “dua tuan” di sini ditulis “dusi kuriois” pada ayat yang sama dari PB berbahasa Yunani.  Walaupun Tuhan Yesus sedang merujuk kepada Allah dan Mamon, tetapi “kurios” di sini ditunjukan kepada “siapa yang mereka abdi” – “Tuan / Master, bukan tentang atribut Allah atau Mamon.
  • Hal yang sama dengan “kurios” di dalam bahsaa Yunani adalah “adonai” di dalam bahasa Ibrani, yang juga bisa berarti “TUHAN, Tuhan, dan Tuan.  Tetapi sekarang kita mengerti bahwa ketika digunakan dalam hubungan dengan Allah, maka adonai = TUHAN atau Tuhan, sebagaimana sebutan untuk Yesus (lihat Ulangan 6:4 dan Markus 12:29).  Oleh sebab itu, istilah “Tuhan Yesus Kristus” di dalam bahasa Ibrani disebut “Adonai Yeshua HaMashiakh”!



Adonai Yeshua HaMashiakh memberkati Anda semua!    

GOD ALMIGHTS CREATOR


“APAKAH ITU NAMA BAPA, PUTERA DAN ROH KUDUS YANG TELAH DIBERIKAN-NYA KEPADA-KU?”

Salam damai sejahtera!
Natal membawa kita kembali ke saat-saat Maria menerima kunjungan dan berita yang luar biasa dari malaikat Tuhan, yang isinya dicatat di dalam Injil Lukas 1:31-35.  Wartamalaikat Tuhan ini akan kita telaah sedemikian rupa sehingga kita bisa mendapatkan gambaran yang jelas tentang kebenaran tentang siapa sebenarnya pribadi Yesus yang disebut Kristus (Mashiakh) itu.   Uraian ini akan sangat sederhana dan oleh karena itu besar harapan saya bahwa Roh Kudus sendiri yang akan menyempurnakan pemahaman Anda tentang kebenaran Kristus, sebab hal itu adalah bagian dari otoritas-Nya!  Kasih-karunia Tuhan Yesus Kristus menyertai Saudara!

Lukas 1:31Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.


Yang kita bisa pastikan dari ayat ini adalah bahwa nama “Yesus” adalah nama “pemberian AllahIsrael!”   Yesus yang di dalam bahasa Ibrani “Yeshua” berarti “YaHWeH menyelamatkan.”   Walaupun nama Yeshua bukanlah nama baru di kalangan umat Israel, kita bisa tetap berpegang pada kebenaran pertama di atas, bahwa Allah Israel atau YaHWeH memilih dan menetapkan nama itu bagi bayi laki-laki yang akan dilahirkan Maria!

Lukas 1:32: Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,


Setelah AllahIsraelmemilih dan menetapkan ‘nama’ bagi bayi laki-laki yang akan dilahirkan Maria itu, Dia mengklaim bahwa bayi laki-laki yang diberi-Nya bernama “Yesus” itu adalah “Putera-Nya” – Putera Allah Yang Mahatinggi!  Inilah kebenaran ilahi yang tetap, entah Anda mampu memahaminya atau tidak!

Pemberitahuan malaikat Tuhan tentang keberadaan Yesus di sini seharusnya ditulis “Putera Allah Yang Mahatinggi,” supaya orang awam tidak dibingungkan dengan istilah “anak-anak Allah” yang ‘diadopsi’ Allah Israel di dalam Yesus, dan lalu dengan begitu saja menyamakan hakekat dan kedudukan “anak-anak Allah” dengan “Putera Allah.”

Dari ayat ini kita juga bisa pastikan bahwa Yesus adalah “Raja atasIsrael!”  Walaupun “status atau gelar” ini akhirnya dijadikan dakwaan ‘melawan Kaisar’ oleh para Imam dan Tua-Tua Yahudi (Yoh. 19:12) dan menjadi ‘cemoohan tertulis’ di atas salib-Nya – “Yesus Raja Orang Yahudi”, kebenaran perintah Allah Isreal ini tetap!   Masih ingat kisah Daud?  Berapa lama dia harus menunggu setelah ‘diurapi’ Samuel atas perintah AllahIsraeluntuk menjadi RajaIsrael, sampai akhirnya semuanya menjadi kenyataan?   Dakwaan dan cemoohan itu adalah “nubuatan” yang mereka sudah buat di dalam kebodohan dan ketidakmengertian mereka kepada masa depan yang sesuai dengan rancangan AllahIsrael!

Satu hal yang harus kita ingat juga adalah bahwa pada dasarnya, RajaIsraelitu adalah AllahIsraelsendiri!  Ketika Samuel sudah tua dan bangsaIsraelmenginginkan seorang raja, AllahIsraelberkata kepada Samuel:
“Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.” (1 Samuel 8:7)


Sekarang, melalui warta malaikat Tuhan ini, Allah Israelmengambil alih wewenang-Nya sebagai Formatur Agung untuk menentukan Raja Israelmenurut kuasa dan kemuliaan-Nya sebagai satu-satunya “Raja Israel Yang Sejati!”   Lalu mengapa kita berpikir bahwa setelah Dia menebus dunia ini oleh Diri-Nya sendiri, AllahIsrael tidak menduduki tahta Daud sebagai RajaIsrael yang kekal sebagaimana seharusnya?

Lukas 1:33: “dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”


Pertanyaan terakhir di atas terjawab di sini!  TIDAK ada seorang manusiapun yang akan memiliki kuasa dan kemuliaan yang cukup besar untuk menjadi RajaIsraelselama-lamanya, kecuali AllahIsraelsendiri!   Saya akan sangat malu sebagai orang percaya jika saya tidak mampu melihat kebenaran yang bahkan mampu dilihat oleh salah seorang penjahat tersalib di samping Yesus, yang berkata:
“Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” (Lukas 23:42)


Kesaksian di Wahyu 11:15 yang mengatakan bahwa “Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya,” dan ucapan Tuhan Yesus di dalam Yohanes 10:30 yang menyaksikan bahwa “Aku  dan Bapa adalah satu,” dan bahwa “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;” (Yohanes 14:19), telah mencelikkan mata hati saya untuk melihat kebenaran yang luar biasa:

“Yesus adalah Bapa dan Bapa adalah Yesus!! 

Anda masih belum melihatnya?  Jangan putus asa, sebab saya membutuhkan lebih darilimapuluh tahun untuk sampai di sini!   Mari kita lanjutkan sebab siapa tahu, banyak hal akan menjadi jelas di dalam percakapan berikut?

Lukas 1:34: “Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”


Pertanyaan Maria ini bukan lahir dari rasa ketidak-percayaanya atas kuasa Allah Israel. Dia hanya sekedar bertanya, “Dengan cara apa saya akan hamil, padahal saya belum bersuami?”  AllahIsrael tahu bahwa pertanyaan ini bukanlah semacam cetusan rasa ketidak-mungkinan seperti yang dilakukan Zakharia sehingga dia harus bisu sampai peristiwa yang diragukannya itu terjadi.  Pertanyaan Maria ini membuka tabir surgawi yang memperlihatkan hakekat dari Putera Allah yang akan dikandung dan dilahirkannya itu!

Lukas 1:35: “Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”


Banyak orang akan merujuk kepada ayat-ayat seperti Matius 3:17 dan 28:19 atau 1 Yohanes 5:7 ketika bericara tentang Tritunggal Allah.  Padahal, warta malaikat Tuhan di sini telah menyatakannnya!   Saya seorang manusia dan saya memiliki roh.  AllahIsraeladalah Roh (Yoh. 4:24) dan Roh tidak memiliki Roh!  Oleh sebab itu Roh Kudus bukanlah Roh milik AllahIsraeltetapi adalah AllahIsraelsendiri yang adalah Roh.  Daging melahirkan daging dan Roh melahirkan roh (Yoh.3:6).   Yesus Kristus adalah Roh yang ‘dilahirkan’ dari Allah dan adalah daging yang dilahirkan oleh Maria.  Ketika saya menyebutnya “Tuhan”, saya tidak berfokus pada “apa yang dilahirkan Maria” tetapi kepada “apa yang ‘dilahirkan’  oleh Roh Allah –> yaitu Putera Allah yang adalah Roh!

Roh tidak kawin-mawin dan oleh sebab itu, ‘dilahirkan oleh Roh’ atau ‘diperanakkan oleh Roh’ harus diartikan sebagai ‘yang datang dari Roh’!  Oleh sebab itulah, Nikodemus, seorang Farisi mengatakan kepada Yesus:
“kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” (Yoh. 6:69)


Para pendengar orang Yahudi pada masa itu mengerti benar bahwa istilah “Putera Allah” bukanlah sebuah pernyataan keturunan atau silsilah tetapi adalah “pernyataan originalitas dan kesetaraan dengan Allah”, dan oleh sebab itu mereka berichtiar untuk membunuh Yesus (lihat Yoh. 5:18)

Dengan demikian, ketika saya menyebut ‘Roh Allah’ atau ‘Roh Kudus’ atau ‘Roh Kristus’ atau ‘Allah Israel’ atau ‘Tuhan Yesus,’ saya sedang membicarakan Pribadi yang sama – Allah Israel yang adalah Roh yang untuk 33 tahun menjadi IMMANUEL di dalam “tubuh daging Yesus yang dilahirkan Maria!”   Inilah rahasia ucapan Tuhan Yesus yang selalu disalah-artikan:
“Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.” (Yoh. 14:10)


Satu kebenaran lagi sebelum saya akhiri uraian ini.   Kita mengenal yang disebut “Amanat Agung Yesus Kristus” di dalam Matius 28:18-20, di mana ayat 19 antara lain mengatakan: “baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.”   Tetapi belum terlalu lama setelah Tuhan Yesus kembali ke surga, isi khotbah rasul Petrus yang terkenal itu berbunyi: “…dibaptis dalam nama Yesus Kristus!” (KPR 2:38)  Bukan itu saja, Roh Kudus malah mengesahkan baptisan Kornelius “di dalam nama Yesus Kristus” (KPR 10:48) dan terhadap jemat Efesus yang dibaptis “dalam nama Tuhan Yesus” (KPR 19:5-6).

Lalu, di dalam doa Tuhan Yesus (Yoh. 17) Dia berkata:
“Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.”(Yoh. 17:12)
Selamat menempuh perjalanan Anda yang tidak ada duanya ini untuk mengenal dengan lebih dekat, Tuhan Yesus Kristus yang sedang menantang Anda dengan pertanyaan:

“Apakah itu nama Bapa, Putera dan Roh Kudus yang telah diberikan-Nya kepada-Ku?”